Wednesday 31 July 2019

Anak Desa Lupa Pulang

     Sebagai anak Desa, ketika dulu masih kecil sering mendengar sebuah tembang langgam Jawa yang judulnya itu "Caping gunung" yang diciptakan oleh sang maestro legendaris yaitu Eyang Gesang. Ketika itu, setiap warga atau siapapun sambil melakukan aktifitas apapun mesthi menyanyikan tembang itu meskipun hanya sekedar rengeng-rengeng saja.
     Bagi penulis yang notabene anak desa dan Nggunung pula, lagu ini memiliki makna yang sangat mendalam sekali, saking dalemnya itu jadi sulit mengartikanya,,, he he he.
     Intinya begini, jangan pernah melupakan kampung halaman, jangan pernah melupakan orang-orang Desa yang telah ikut berjasa menghantarkan keberhasilan kalian semua. Ketika sudah sukses lantas lupa diri terhadap kampung halaman, lupa kepada warga Desa, sesungguhnya mereka berharap agar anak-anak Desa yang telah berhasil dikota mau kembali pulang ke Desa untuk membangun Desanya, untuk membangun kemakmuran dan kesejahteraan warga masyarakat Desa.
     Para anak Desa dimanapun berada, jangan pernah lupakan Desa yang menjadi tempat kita dilahirkan, jangan lupakan para warga masyarakat yang ada di Desa, para sesepuh, para leluhur di Desa tempat kelahiran dan tempat kita dibesarkan.
     Mereka semua orang-orang yang turut berjasa menghantarkan keberhasilan kalian semua, mereka tidak menuntut imbalan hanya sekedar butuh peran anak-anak Desa untuk membangun Desanya.
     Harapan warga masyarakat Desa hanyalah sebuah kesejahteraan, " ya hanyalah sebuah kesejahteraan ". Sebuah harapan yang tidak terlalu muluk, mereka hanya perlu pemberdayaan.
     Wahai para anak Desa dimanapun berada, tengoklah mereka, berbuatlah sesuatu untuk mereka, jangan pernah lupakan jasa mereka, jangan sia-siakan harapan mereka, mereka sangat membutuhkan peran anak-anak muda untuk membangun Desanya.
Entah apa yang merasuki dirimu, Hingga kau tega meghianati Desamu, Salah apa Desamu kepada dirimu, Hingga kau tega sia-siakan perannya, Yang sejak dulu tlah membesarkanmu.

1 comment:

  1. pada akhirnya kok jadi demam "entah apa yang merasukimu".

    ReplyDelete