Suatu ketika di era tahun 90-an, waktu itu masih masa anak-anak yang memiliki rasa penasaran sangat tinggi. Segala hal ingin ditanyakan kepada orang yang lebih dewasa atau orang tua sekalipun, kalau bahasa sekarang menamainya anak kepo.
Dulu yang menjadikan penasaran bagi penulis ketika dibulan tertentu jauh diujungnya desa tetangga, " sudah jauh masih diujungnya karena memang sangat jauh sekali " diwaktu malam terdengar orang membunyikan kenthongan bambu dengan ritme yang berurutan, kalau bahasa didesa kita menyebutnya kothekan.
Seiring berjalan waktu ternyata kothekan itu memang selalu ada ketika memasuki bulan Suro dipenanggalan Jawa atau bulan Muharram pada penanggalan Hijriah. Kothekan akan terdengar diwaktu orang akan tidur malam kira-kira pukul 21.00 wib hingga larut malam.
Anehnya bagi warga bukannya merasa terganggu malahan seolah menjadi suara irama penghantar tidur dan membawa perasaan yang aman dan nyaman.
Bagi penulis kesannya ketika kita tidur merasa ada yang masih melek untuk berjaga.
Setelah sekian tahun lamanya kita meninggalkan Desa pergi merantau ke Kota, suara itu terlupakan dengan adanya berbagai macam kesibukan dan cara hidup diperkotaan yang serba sibuk tak mengenal waktu.
Dan ketika kita kembali ke Desa lagi, tepat di bulan Suro ini suara kothekan itu terdengar lagi dari arah yang jauh dari desa yang sama dan rasa aman serta nyaman menjelang tidur itu tetap sama seperti dulu.
Bener-bener tradisi yang unik yang tetep bertahan dari gempuran tradisi orang luar dan berharap tetap ada generasi penerus yang mempertahankannya.
No comments:
Post a Comment